Saturday, 21 March 2015

JK: Spirit Belajar Anak Desa Lebih Hebat



Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla atau JK menuturkan pendidikan baru dibilang berhasil kalau bisa diterapkan langsung di lapangan atau dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu disampaikan JK saat menerima pengajar muda dari Indonesia Mengajar di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (19/12/2014).

"Kemarin waktu Menteri Pendidikan (Anies Baswedan) uraikan kultur baru yang agak rumit, saya bergurau sama Pak Jokowi (Joko Widodo). Saya bilang kita kan sekolah yang sederhana saja bisa jadi begini. Jadi sebenarnya pada akhirnya semua pendidikan itu uji pokoknya adalah di lapangan," kata JK.

Dalam kesempatan ini pula, JK menyinggung Susi Pudjiastuti yang ‎hanya lulusan SMP tapi bisa menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan di pemerintahan saat ini. Ia melihat apa yang didapat Susi selama bersekolah langsung bisa diimplementasikan di kehidupan sehari.

"Saya ingin gambarkan menteri yang paling populer sekarang di kabinet, yang tamatan SMP bukan yang Phd," ujar JK.

JK juga menyampaikan anak-anak di desa lebih memiliki niat belajar dibanding anak yang tinggal di kota. Karena itu, 20% APBN dialokasikan pada pendidikan, agar pendidikan bisa menjangkau anak-anak di desa.

"Saya selalu katakan, anak desa sendiri fighting spirit-nya lebih hebat untuk belajar dari pada anak Jakarta. Cucu saya pergi ke sekolah jam 10, diantar mobil, AC, makan bawa bekal, dijemput. Coba anak desa jalan kaki 10 kilo untuk pergi sekolah. Spirit itu lebih hebat anak desa itu. Jadi Anda tinggal berikan sentuhan," tegas JK.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus pendiri Indonesia Mengajar, Anies Baswedan yang hadir dalam pertemuan tersebut juga menambahkan pentingnya minat membaca ditingkatkan. Minat membaca harus dimulai oleh para orangtua dan guru.

"Itu gurunya, gurunya harus punya minat baca. Orangtuanya harus punya minat baca. Lalu anak-anaknya diajak punya minat baca," ungkap Anies.

Selain itu, Menteri Anies mendukung diterapkan jam baca di tiap wilayah di Indonesia. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya menghabiskan malam hari dengan menonton televisi saja.

"Lalu bagi masyarakat di komunitas yang memiliki RT/RW, buatlah jam belajar, jam membaca. Jadi jangan hanya nonton TV tapi jam baca digalakkan. Kalau RT/RW bersemangat mengemban itu insya Allah yang lain-lain akan bersemangat," tandas Menteri Pendidikan. (Ans)http://news.liputan6.com/read/2149874/jk-spirit-belajar-anak-desa-lebih-hebat

Friday, 27 February 2015

Why we must move to e learning?

 In globalization era like now, in our education we must move to e learning model. E learning is one of the new education model, which is a education use electronic in learning and teaching. The definition of e learning are:

1. E learning is a one of the learning model that is possible use internet media, intranet media, or the other networking (Hartley, 2001)

2. E learning is a education system which uses electronic application to support a learning process (LearnFrame.com, 2001)

3. Ong in Kamarga 2001 say thate learning  as a asynchronous learning activities through an electronic device to obtain computer learning materials that meet their individual need.

From the definition above, we know that if we use e learning model in our learning model we can:

1. reduce our study time

2. reduce our travel costs

3. save our money

4. we can reach money area

5. we can try to independent in study

i think e learning model is very simple, amazing, wonderful , and we can improve our general knowledge from many references that we want it.      (On friday, February 27th)

 

Hartley, 2001.... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia